Yang Aku Mau Gebetanku, Bukan Sahabatku
Aku terbangun dari tidur lelapku
semalam. Aku melihat ke luar jendela kamarku, melihat matahari yang malu-malu
menampakkan wujudnya. Matahari yang selalu menyaksikan kehidupan pagiku. Aku
merasakan embun pagi yang segar yang menyentuh tanganku dengan lembut, embun
pagi yang telah membuat daun jatuh cinta.
Hari ini hari senin yaitu hari
dimana setiap sekolah melakukan upacara bendera. Aku bergegas keluar dari kamar
utuk sarapan, lalu pamit kepada kedua orang tua dan berangkat ke sekolah. Hari
ini memang aku bangun agak kesiangan, jadi aku pergi ke sekolah hanya menggosok
gigi dan mencuci muka saja. Hal ini sering aku lakukan jika aku bangun
kesiangan. Jarak rumahku dan sekolah cukup jauh. Aku pergi ke sekolah dengan
menaiki sepeda tuapemberian ayahku.
Aku memang bukan dari keluarga
kolong merat, namun keluargaku sederhana. Aku mengayuh sepedaku dengan kencang
karena sebentar lagi gerbang sekolahku akan ditutup.Yup, tepat sekali aku
datang ke sekolah sangat tepat karena, ketika aku memasuki gerbang ternyata pak
satpam sudah ingin menutup gerbang. Yah, beginilah aku, hampir setiap minggu
aku telat dan berdiri di tiang bendera.
Seusai upacara, hari ini aku
mendapatkan sarapan pagi yang sangat lezat karena jam pertama adalah pelajaran
kimia. Guru kimiaku bernama pak Roy. Pak Roy adalah guru tergalak di sekolahku.
Aku juga sering dihukum karena suka tidur di kelas karena aku suka bergadang
bersama kedua temanku.
Di sekolah aku biasa di panggil
Claudy . Aku memiliki dua orang sahabat namanya Rian dan Ojok, mereka berdua
adalah teman terbaik di masa SMA. Rian adalah anak yang pede sangking pedenya
dia merasa bahwa dia itu mirip Aril Piterpen, yang padahal jauh banget Aril dan
rian bagaikan langit dan bumi. Sedangkan Ojok adalah orang yang berasal dari
jawa yang tingkahnya agak konyol dan kadang-kadang bahkan dia itu mikirnya agak
lambat dan gak nyambung kalo diajak bicara. Tapi meskipun mereka berdua adalah
orang yang sedikit aneh tapi bagiku mereka adalah sahabat terbaikku.
Di
sekolah aku adalah anak basket, tapi meskipun begitu aku tetap feminim. Aku agak
kurang suka berteman dengan perempuan karena bagiku perempuan itu cerewet, yah
meskipun aku adalah seorang perempuan. Aku heran dengan para perempuan yang
lain, setiap kali ngumpul pasti kerjaannya membicarakan orang lain.
Pada saat SMA, aku baru pertama
kalinya jatuh cinta. Bagiku jatuh cinta itu seperti ikan-ikan yang hidup bebas
didalam laut biru, sama halnya dengan hatiku yang hidup bersama ikan-ikan tersebut.
Aku jatuh cinta dengan seorang kakak kelas yang bernama Kevin. Kak Kevin adalah
seseorang yang cool, gagah, ganteng pokoknya idaman wanita banget deh. Dia
adalah seorang kapten basket, yah begitulah dia juga anak basket sama
sepertiku. Kak Kevin juga adalah ketua Osis di sekolahku. Bisa dibayangkan
betapa kerennya dia. Meskipun dia adalah seorang kapten basket dan ketua osis
namun dia tidak pernah sombong kepada setiap orang, terutama kepadaku. Bagiku
kak Kevin adalah manusia yang akan hidup bersama hatiku di laut biru yang indah
dan tenang.
Biasanya setelah main basket aku duduk
di pinggir lapangan basket sambil melihat daun-daun yang gugur ditiup angin.
Entah kenapa tiba-tiba hari tu kak Kevin menghampiriku, betapa terkejutnya aku.aku
merasa seperti angin yang seakan menghidupkan kembali daun daun yang telah
berguguran. kak Kevin datang untuk memberikan surat kepadaku. “Audy, ini ada
surat untuk kamu dibaca ya” ucap kak Kevin dengan tatapan mata yang tajam. Aku
terdiam tanpa mengeluarkan satu katapun dari mulutku. Lalu kak Kevin
meninggalkanku begitu saja.
Sesampai di rumah aku membaca surat
itu. Sebelumnya aku melihat amplopnya, namu tidak ada nama kak Kevin di depan
amplop itu. Lalu aku membuka surat itu dengan riang gembira.
isi
suratnya “Audy, ketika aku melihtmu, semua kekeringan dalam hidupku musnah. Engkau
bagaikan bidadari yang anggun yang dikirimkan tuhan untukku. Sebenarnya aku
telah lama menyukaimu” Betapa gembiranya hatiku setelah membaca surat dari kak
Kevin tadi.
Aku sering cerita tentang Kak Kevin
sama Ojok. Namun aku tidak mau cerita dengan Rian. Kalo dia tau aku pasti akan
diejek terus menerus dan mengapa aku lebuh memilih cerita dengan Ojok, hal itu
karena aku memanfaatkannya untuk mengirimkan surat-suratku untuk kak kevin.
Setelah sekian lama kami surat
suratan, di dalam surat itu tidak pernah ada nama kak Kevin. Smpai akhirnya kak Kevin bilang kalau surat ini
adalah surat terakhir. Di dalam surat itu
terdapat kata-kata “besok aku ingin bertemu denganmu di lapangan basket
sepulang sekolah”. Aku heran kok kak Kevin ngajak ketemuan padahal setiap
pulang sekolah aku selalu bertemu dengannya.
Tepat jam 02 :00 WIB, aku menunggu
kak Kevin di lapangan basket , namun aku terkejut dengan kedatangan Rian dengan
membawa poster yang bertuliskan kata kata “ I LOVE YOU” . di sini aku benar
benar terdiam dan tidak bisa berbicara apa-apa. Lalu aku bertanya pada Rian “
kak Kevin mana?”. “loh kok kak Kevin?, kan aku yang mengajakmu untuk ketemuan
di lpangan basket ini”. Aku terkejut ternyata yang selama ini mengirimkanku
surat dalah Rian yaitu, sahabat dekatku.
Cukup lama kami terdiam di lapangan
basket lalu kak Kevin datang. Lalu dia berkata “Audy memang selama ini Rian
menitipkan surat denganku untuk diberikan kepadamu. Namun, sesungguhnya karena
aku selalu menemuimu setiap pulang sekolah jadi lama-kelamaan aku menyukaimu
lebih dari kakak kelas dan adik kelas namun lebih dari itu”. Aku bingung dengan
semua ini. Aku gak tau harus melakukan apa dan harus bagaimana. Lalu rian
berkata “ Audy semua keputusan ada padamu, jadi pilihlah sesuai hatimu”. Aku
berfikir cukup lama dan sampai akhirnya aku memilih kak Kevin. Namun meskipun
begitu aku dan Rian masih tetap berteman.
TAMAT
oleh: Siti Soleha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar